Hujan di Penghujung Tahun
Karya M Edil Mutakin
heavy rain via https://www.newstalkzb.co.nz
Rintikkannya
sendu dan syahdu, ditengah derasnya hujan kemarin
Membawa
sejuta elegi memoar dalam ingatan
Tatapanya
kosong dan hampa
Karena
waktu dengan kejam menggilas
Rintikan-rintikkan
juga dedaunan basah
Bahkan
ketika kemuning daun-daun berhamburan
Rasa
itu tidak pernah hilang, terus melayang bersama angin
Aku
ingin menggapai langit dalam ingatan
Aku
ingin tidur terlelap bersama sabit malam
Juga,
lampu-lampu langit bermandikan bintang
Dimanakah
masaku akan tiba?
Sambil
menghitung bulan ke dua belas yang semakin dekat
Membangkitkan
memoar lagi...
Derasnya
semakin menjadi, nada lagu berkumandang
Ditengah
dinginnya malam ini
Harapan
tak kunjung datang mengabarkan alkisah,
Renunganku
menuntun jalan gamang
Dua
pilihan, menydudutkan pandangan
Haruskah
ku teruskan jalan ini?
Atau
menutupnya seperti hujan yang lalu?
Dentangan kisah menguar, membara
Satire kelambu bermain arah
Mengarak bersama jiwa-jiwa
Psttt... hilang di Ngarai sauh
Membidik domba dalam ilalang
Namun bidikku hampa, apa iya?
Jengah rasanya
Ah, hanya sembalun sunyi pikirku
Biar, biarkan saja aku!!
Mengais sepucuk surat dari petuah ilahi
Akan hujatan fatamorgana
Atau malaikat penulis iman
Satu berlalu, musim menguning
Mengumbar janji-janji palsu
Dalam gemulai pena
Sembari terbuai sengkarut sesal
Yang tak pernah usai
ARAH
Karya M Edil Mutakin
Satire kelambu bermain arah
Mengarak bersama jiwa-jiwa
Psttt... hilang di Ngarai sauh
Membidik domba dalam ilalang
Namun bidikku hampa, apa iya?
Jengah rasanya
Ah, hanya sembalun sunyi pikirku
Biar, biarkan saja aku!!
Mengais sepucuk surat dari petuah ilahi
Akan hujatan fatamorgana
Atau malaikat penulis iman
Satu berlalu, musim menguning
Mengumbar janji-janji palsu
Dalam gemulai pena
Sembari terbuai sengkarut sesal
Yang tak pernah usai
0 comments:
Post a Comment