#DAY 1
Menjadi seorang solo
traveler memang tidak mudah semua harus dipersiapkan secara mandiri dari mulai
hal-hal temeh sampai besar, hal yang sama dialami olehku menjelang 1 minggu
keberangkatan menuju 5 hari trip Bangkok – Penang – Singapore. Dari mulai
booking tiket pesawat, mantengin harga-harga temurah setiap hari, booking
hostel, tiket kereta lintas negara sampai tetek-bengek mau ngapain aja disana.
Setelah persiapan dirasa cukup tepat tgl 13 Mei 2019 aku berangkat menuju
Bangkok, ke Dong Mueng Intl Airport, depart dari Soetta pada pukul 06.30 pagi,
dan sampai di DMK sekitar pukul 09.55, memakan waktu perjalanan sekitar 2
jam. Sesampainya di DMK hal yang pertama
kali terlintas di pikiran adalah kumuh, yapp betul. Sesampainya pesawat landing
di DMK, kalian akan melihat bangunan bandara yang kumuh, tembok yang putih
tidak lagi memiliki warna asalnya, bercampur dengan debu sehingga warnanya
berubah menjadi hitam. Hal serupa ketika memasuki Bandara di terminal 2
semuanya terlihat sederhana, ini sih seperti stasiun Jakarta Kota versi bandara
wkwk sebenarnya jika kalian ke bangkok ada 2 pilihan bandara, pertama DMK ini
yang sudah lebih lama berdiri, lalu yang ke 2 itu BKK bandara yang lebih modern
dan sudah terintegrasi dengan kereta bandara, berhubung perjalananku menuju
Bangkok dengan pesawat Thai Lion Air jadi otomatis landing di DMK hufft, semua
pesawat LCC itu sekarang dialihkan ke bandara DMK.
DMK via Bangkok-express.com
Antrian Imigrasi via Dokumen Pribadi
Oke balik ke topik,
sesampainya di DMK tanpa ribet melewati imigrasi langsung caw ke bawah, buat
keluar dan cari bus A1 ke Mochit Skytrain station, berhubung duit yang aku bawa
dari Indo 1000 Baht belum dalam bentuk pecahan,jadi cari-cari supermarket dulu
deh, eh ketemu sevel langsung deh kesana, enaknya minimarket di Bangkok itu
jajanannya banyak pilihan, dari mulai nasi, dessert-dessert yang menggoda,
semua lengkap, mau susu, yoghurt, susu kedelai ada semua. Aku beli Onigiri dan
dessert kayak beras pandan gitu, Totalnya 15Baht. Satu hal yang harus kalian
persiapkan sesampainya di Bangkok adalah bahasa Thailand yang terdengar aneh di
telinga orang Indonesia wkwk, ditambah muka orang indo dan thai itu mirip-mirip
jadi orang sana akan menganggap kalian sebagai orang lokal, dimana pasti si
orang thai bakal ajak kalian ngomong pakai bahasa mereka L (akutu
enggak paham). Beres dengan urusan perut, aku langsung memutuskan keluar
mencari Exit gate 5 dan ketemu deh bus A1 ke Mochit BTS, fyi ya kalau di DMK
itu akses ke Bangkok lumayan susah dan jauh, jadi harus ganti moda transportasi
deh, sebenernya ada bus yang langsung ke Bangkok tapi tau sendiri kan kalau
macet Bangkok dan Jakarta itu 11 12. Setelah memastikan ke si sopir kalau bus
ini akan sampai di BTS Mochit, aku langsung duduk di kursi belakang, ongkos bus
A1 ini 30 Baht ya guyss. Ngeeeng dan bus pun jalan melenggang melewati jalan
tol, selang 30 menit tanpa macet sampailah di Mochit BTS yeayy.
Menunggu bus A1 via Dokumen Pribadi
First impression tentang bts
ini oke juga, jadi si peronnya itu ada di lantai paling atas, nah bawahnya itu
banyak retail-retail dagangan dari mulai minuman, makanan, sampai kosmetik
lengkap semua. Tanpa pikir panjang aku langsung ikut antri untuk membeli tiket
ke Hua Lamphong MRT Station, lagi-lagi setelah giliranku tiba si petugas
berbicara bahasa Thai lagi :__(, okelah tiket sudah di tangan cuss ke peron,
fyi lagi nih, kalau BTS sama MRT diBangkok itu beli tiketnya terpisah jadi
belum terintegrasi, berhubung aku mau ke Hua Lamphong MRT jadi deh kudu transit
di Sala daeng BTS, terus beli tiket terusan ke Hua Lamphong. Sebenernya ada
vending mesin gitu buat beli tiket, bentuknya udah lama dan ribet harus pake
koin, jadi tadi aku lebih milih ikut antri buat beli langsung dari si
petugasnya. Agak salah juga sih aku pilih hostel di Hua Lamphong MRT, Cuma
karena di tgl 14 Mei 2019nya aku akan pergi ke Padang besar – Malaysia pake
sleeper train Bangkok, yang notabene-nya deket sama si hostel tempatku tinggal
di Hua Lamphong itu hmm, kenapa aku agak sedikit menyesal milih hostel disini,
pertama akses ke destinasi terdekat Cuma Yaowarat or China Town Bangkok aja
selebihnya kayak, The Grand Palace, Wat, wat itu lumayan jauh kudu pake BTS
dulu ke Saphan Taksin. Tapi cancel pun tidak memungkinkan , ya sudahlah nikmati
saja wkwk.
Antrian naik Sky Train via Dokumen Pribadi
BTS Sky Train via Dokumen Pribadi
BTS Single Trip via Dokumen Pribadi
Jalanan Bangkok via Dokumen Pribadi
Integrasi BTS dan MRT via Dokumen Pribadi
Otw MRT via Dokumen Pribadi
Jam menunjukan pukul 12.00
siang, aku sudah duduk di hostel tempat yang akan aku tinggali dalam beberapa
jam ke depan, sebelumnya aku beli sim card lokal di sevel terdekat itu seharga
49 Baht yang
belum ada paketan dsb, terus top up 100 Baht,
emang sih jatuhnya lebih murah 149 Baht
di banding harga sim card lokal di bandara yang bundling sampai 299Baht. But, akan sangat lebih murah lagi kalau kalian beli roaming,
seriusan deh buat yang mau ke Bangkok Cuma 1 atau 2 hari, pilihan roaming itu
yang paling tepat, lagian selain cari-cari destinasi, peta apalagi kan? Roaming
3 Tri pada saat itu untuk harga 1 GB Cuma 45K aja guyss dan itu udah lebih dari
cukup menurutku dibanding beli sim card lokal, biaya mahal belum lagi kudu
ganti kartu. Sebenarnya check in hostel ini jam 14.00 sih tapi berhubung aku
sampai terlalu awal jadi deh langsung check in yeay, uncle pemilik hostelnya
ramah, jangan lupa deposit 200Baht terus beli gembok deh 20Baht (enggak
penting, tapi gimana hmm), sepi itu hal pertama yang aku lihat dari hostel ini,
karena pengunjungnya cuma aku seorang sedihnya, memang salah nih pilih tempat,
tapi gak apa-apalah yang penting tempatnya bersih dan nyaman. Sampai di kamar
hostel, aku langsung ganti baju dan mandi lalu sholat deh, beres semua caw
jelajah Bangkok di jam 14.00 sampai malam haha. Tempat yang pertama kali aku
kunjungi ya Saphan Taksin BTS turun terus beli tiket ferry di Chao Praya
Express buat ngunjungin tempat-tempat menarik di Bangkok. Tiketnya 20 Baht,
apess aku dapat ferry yang bendera kuning, fyi lagi nih ferry yang murah itu
bendera orange terus bayarnya pas di ferry Cuma 15 Baht, jangan lupa bayar
pakai uang pas, nanti juga ada emak-emak teriak-teriak pakai bahasa Thai buat nagihin duit wkwk.
Kawasan Hua Lamphong via Dokumen Pribadi
di loteng hostel via Dokumen Pribadi
Chao Praya Express via Dokumen Pribadi
Sungai Chao Praya via Dokumen Pribadi
Ok, destinasi pertama yang
gw kunjungin adalah The Grand Palace, aku enggak masuk sih cuma diluar aja
hehe, mahal ah tiketnya 300 Baht kalau gak salah, jadi cuma jalan-jalan
sekitaran Grand Palace aja deh terus balik ke ferry buat ke Wat Arun.
Wat Arun via Dokumen Pribadi
Sudah puas dengan wat-wat di
Bangkok, akhirnya tujuan akhirpun tiba. Aku akan berhenti di pier 13 dimana
langsung menuju ke Khao San Road. Sebenarnya aku tidak terlalu tertarik dengan
destinasi candi-candi jadi aku memutuskan untuk banyak skip wat-wat di Bangkok
wkwk. Sampai di Khao San Road, rasa internasionalpun terasa disini, soalnya
banyak banget bule-bule tinggal dihostel sekitaran sini. Emang sih inikan
tempatnya untuk backpacker yang pengen cari hostel dengan harga murah. Dan
kulinerpun dimulai dengan mencicipi coconut ice cream, ada yang lebih enak di
sekitaran Grand Palace tapi tadi aku enggak nemu apalah daya akhirnya beli di
Khao San Road saja dengan harga 50 Baht. Terus Beli Pad Thai 50 Baht, dan
Banana bread 50 Baht, terakhir beli Mango Sticky rice 50 Baht. Setelah puas di
Khao San Road, kini saatnya pulang ke hostel persiapan buat besok ke China Town
dan naik sleeper train ke Padang Besar-Malay
Drama
Perjalanan Pulang
Setelah puas
menjelajah Khao San Road yang notabenenya pusat turis di Bangkok, dimana buatku
kayaknya enggak cocok soalnya banyak tempat dugem dan bar buat minum alkohol (mending
jalan malioboro di Jogja). Akhirnya aku memutuskan untuk pulang ke hostel, nah aku enggak tau dong mau
pulang pake apa, secara Khao San Road itu aksesnya susah kemana-mana,
iseng-iseng deh buka gojek versi Thai yang logonya warna kuning, pertama biasa
order. Dapatlah aku seorang driver, meskipun di Thai itu banyak motor tapi, gojeknya
jarang, kenapa aku bilang gitu, soalnya mungkin karena layanan gojek masih baru
juga di Thai.
Berhubung
aku orang asing, bilang lah aku ke si abang gojek Thai ini kalau aku orang
asing dan enggak bisa bahasa Thai, selang beberapa menit tidak ada jawaban dan
orderpun di cancel tanpa sebab. Hmm Tarik napas, berhubung battery hpku tinggal
5% aku enggak punya pilihan lain selain jalan kaki karena aku sih liat di
Google Maps enggak terlalu jauh haha bullshit sih itu. Pas aku jalan ketemu lah
dengan seorang ibu lokal, nah aku tanya dong sama dia, kalau jalan ke Hua
Lamphong itu jauh gak dari sini, untung si ibu bisa diajak ngomong bahasa
inggris hehe, dan dia bilang jauuuh bgt. Kalau mau pake bus ada beberapa meter
dari sini, dia bilang gak bisa jelasin lebih detail, jadi aku harus nanya
langsung sama petugas bus disana. Okelah sawadikapp bu. aku pun jalan lagi
berlaga orang-orang lokal disana haha eh pas jalan selang beberapa menit ketemulah
tuktuk yang lagi ngetem di pinggir jalan. Tanpa basa basi aku tanya kalau ke
hostel Yaowarat Road berapa, awalnya dia matok 120 baht terus aku bilang
kemahalan, akhirnya setelah tawar menawar dengan alot, harga pun disepakati 100
baht. Swiing aku naik tuktuk dengan nyaman dijalanan Bangkok, seumur-umur aku
belum pernah naik bajaj, jadi tuktutk sejenis bajaj ala Thai adalah pengalaman
pertamaku wkwk.
Hai kak. Kakak lolos HES 2019 ya??
ReplyDelete