Thursday, July 18, 2019

5 hari jelajah Bangkok - Penang – Singapore, ngapain aja?


#DAY 1

 Menjadi seorang solo traveler memang tidak mudah semua harus dipersiapkan secara mandiri dari mulai hal-hal temeh sampai besar, hal yang sama dialami olehku menjelang 1 minggu keberangkatan menuju 5 hari trip Bangkok – Penang – Singapore. Dari mulai booking tiket pesawat, mantengin harga-harga temurah setiap hari, booking hostel, tiket kereta lintas negara sampai tetek-bengek mau ngapain aja disana. Setelah persiapan dirasa cukup tepat tgl 13 Mei 2019 aku berangkat menuju Bangkok, ke Dong Mueng Intl Airport, depart dari Soetta pada pukul 06.30 pagi, dan sampai di DMK sekitar pukul 09.55, memakan waktu perjalanan sekitar 2 jam.  Sesampainya di DMK hal yang pertama kali terlintas di pikiran adalah kumuh, yapp betul. Sesampainya pesawat landing di DMK, kalian akan melihat bangunan bandara yang kumuh, tembok yang putih tidak lagi memiliki warna asalnya, bercampur dengan debu sehingga warnanya berubah menjadi hitam. Hal serupa ketika memasuki Bandara di terminal 2 semuanya terlihat sederhana, ini sih seperti stasiun Jakarta Kota versi bandara wkwk sebenarnya jika kalian ke bangkok ada 2 pilihan bandara, pertama DMK ini yang sudah lebih lama berdiri, lalu yang ke 2 itu BKK bandara yang lebih modern dan sudah terintegrasi dengan kereta bandara, berhubung perjalananku menuju Bangkok dengan pesawat Thai Lion Air jadi otomatis landing di DMK hufft, semua pesawat LCC itu sekarang dialihkan ke bandara DMK. 

DMK via Bangkok-express.com

Antrian Imigrasi via Dokumen Pribadi

Oke balik ke topik, sesampainya di DMK tanpa ribet melewati imigrasi langsung caw ke bawah, buat keluar dan cari bus A1 ke Mochit Skytrain station, berhubung duit yang aku bawa dari Indo 1000 Baht belum dalam bentuk pecahan,jadi cari-cari supermarket dulu deh, eh ketemu sevel langsung deh kesana, enaknya minimarket di Bangkok itu jajanannya banyak pilihan, dari mulai nasi, dessert-dessert yang menggoda, semua lengkap, mau susu, yoghurt, susu kedelai ada semua. Aku beli Onigiri dan dessert kayak beras pandan gitu, Totalnya 15Baht. Satu hal yang harus kalian persiapkan sesampainya di Bangkok adalah bahasa Thailand yang terdengar aneh di telinga orang Indonesia wkwk, ditambah muka orang indo dan thai itu mirip-mirip jadi orang sana akan menganggap kalian sebagai orang lokal, dimana pasti si orang thai bakal ajak kalian ngomong pakai bahasa mereka L (akutu enggak paham). Beres dengan urusan perut, aku langsung memutuskan keluar mencari Exit gate 5 dan ketemu deh bus A1 ke Mochit BTS, fyi ya kalau di DMK itu akses ke Bangkok lumayan susah dan jauh, jadi harus ganti moda transportasi deh, sebenernya ada bus yang langsung ke Bangkok tapi tau sendiri kan kalau macet Bangkok dan Jakarta itu 11 12. Setelah memastikan ke si sopir kalau bus ini akan sampai di BTS Mochit, aku langsung duduk di kursi belakang, ongkos bus A1 ini 30 Baht ya guyss. Ngeeeng dan bus pun jalan melenggang melewati jalan tol, selang 30 menit tanpa macet sampailah di Mochit BTS yeayy. 

Menunggu bus A1 via Dokumen Pribadi

 First impression tentang bts ini oke juga, jadi si peronnya itu ada di lantai paling atas, nah bawahnya itu banyak retail-retail dagangan dari mulai minuman, makanan, sampai kosmetik lengkap semua. Tanpa pikir panjang aku langsung ikut antri untuk membeli tiket ke Hua Lamphong MRT Station, lagi-lagi setelah giliranku tiba si petugas berbicara bahasa Thai lagi :__(, okelah tiket sudah di tangan cuss ke peron, fyi lagi nih, kalau BTS sama MRT diBangkok itu beli tiketnya terpisah jadi belum terintegrasi, berhubung aku mau ke Hua Lamphong MRT jadi deh kudu transit di Sala daeng BTS, terus beli tiket terusan ke Hua Lamphong. Sebenernya ada vending mesin gitu buat beli tiket, bentuknya udah lama dan ribet harus pake koin, jadi tadi aku lebih milih ikut antri buat beli langsung dari si petugasnya. Agak salah juga sih aku pilih hostel di Hua Lamphong MRT, Cuma karena di tgl 14 Mei 2019nya aku akan pergi ke Padang besar – Malaysia pake sleeper train Bangkok, yang notabene-nya deket sama si hostel tempatku tinggal di Hua Lamphong itu hmm, kenapa aku agak sedikit menyesal milih hostel disini, pertama akses ke destinasi terdekat Cuma Yaowarat or China Town Bangkok aja selebihnya kayak, The Grand Palace, Wat, wat itu lumayan jauh kudu pake BTS dulu ke Saphan Taksin. Tapi cancel pun tidak memungkinkan , ya sudahlah nikmati saja wkwk. 

Antrian naik Sky Train via Dokumen Pribadi


BTS Sky Train via Dokumen Pribadi


BTS Single Trip via Dokumen Pribadi



Jalanan Bangkok via Dokumen Pribadi


Integrasi BTS dan MRT via Dokumen Pribadi


Otw MRT via Dokumen Pribadi 

 Jam menunjukan pukul 12.00 siang, aku sudah duduk di hostel tempat yang akan aku tinggali dalam beberapa jam ke depan, sebelumnya aku beli sim card lokal di sevel terdekat itu seharga 49 Baht yang belum ada paketan dsb, terus top up 100 Baht, emang sih jatuhnya lebih murah 149 Baht di banding harga sim card lokal di bandara yang bundling sampai 299Baht. But, akan sangat lebih murah lagi kalau kalian beli roaming, seriusan deh buat yang mau ke Bangkok Cuma 1 atau 2 hari, pilihan roaming itu yang paling tepat, lagian selain cari-cari destinasi, peta apalagi kan? Roaming 3 Tri pada saat itu untuk harga 1 GB Cuma 45K aja guyss dan itu udah lebih dari cukup menurutku dibanding beli sim card lokal, biaya mahal belum lagi kudu ganti kartu. Sebenarnya check in hostel ini jam 14.00 sih tapi berhubung aku sampai terlalu awal jadi deh langsung check in yeay, uncle pemilik hostelnya ramah, jangan lupa deposit 200Baht terus beli gembok deh 20Baht (enggak penting, tapi gimana hmm), sepi itu hal pertama yang aku lihat dari hostel ini, karena pengunjungnya cuma aku seorang sedihnya, memang salah nih pilih tempat, tapi gak apa-apalah yang penting tempatnya bersih dan nyaman. Sampai di kamar hostel, aku langsung ganti baju dan mandi lalu sholat deh, beres semua caw jelajah Bangkok di jam 14.00 sampai malam haha. Tempat yang pertama kali aku kunjungi ya Saphan Taksin BTS turun terus beli tiket ferry di Chao Praya Express buat ngunjungin tempat-tempat menarik di Bangkok. Tiketnya 20 Baht, apess aku dapat ferry yang bendera kuning, fyi lagi nih ferry yang murah itu bendera orange terus bayarnya pas di ferry Cuma 15 Baht, jangan lupa bayar pakai uang pas, nanti juga ada emak-emak teriak-teriak pakai bahasa Thai buat nagihin duit wkwk.

Kawasan Hua Lamphong via Dokumen Pribadi


di loteng hostel via Dokumen Pribadi


Chao Praya Express via Dokumen Pribadi

Sungai Chao Praya via Dokumen Pribadi

 Ok, destinasi pertama yang gw kunjungin adalah The Grand Palace, aku enggak masuk sih cuma diluar aja hehe, mahal ah tiketnya 300 Baht kalau gak salah, jadi cuma jalan-jalan sekitaran Grand Palace aja deh terus balik ke ferry buat ke Wat Arun.

Wat Arun via Dokumen Pribadi

 Sudah puas dengan wat-wat di Bangkok, akhirnya tujuan akhirpun tiba. Aku akan berhenti di pier 13 dimana langsung menuju ke Khao San Road. Sebenarnya aku tidak terlalu tertarik dengan destinasi candi-candi jadi aku memutuskan untuk banyak skip wat-wat di Bangkok wkwk. Sampai di Khao San Road, rasa internasionalpun terasa disini, soalnya banyak banget bule-bule tinggal dihostel sekitaran sini. Emang sih inikan tempatnya untuk backpacker yang pengen cari hostel dengan harga murah. Dan kulinerpun dimulai dengan mencicipi coconut ice cream, ada yang lebih enak di sekitaran Grand Palace tapi tadi aku enggak nemu apalah daya akhirnya beli di Khao San Road saja dengan harga 50 Baht. Terus Beli Pad Thai 50 Baht, dan Banana bread 50 Baht, terakhir beli Mango Sticky rice 50 Baht. Setelah puas di Khao San Road, kini saatnya pulang ke hostel persiapan buat besok ke China Town dan naik sleeper train ke Padang Besar-Malay

Drama Perjalanan Pulang

 Setelah puas menjelajah Khao San Road yang notabenenya pusat turis di Bangkok, dimana buatku kayaknya enggak cocok soalnya banyak tempat dugem dan bar buat minum alkohol (mending jalan malioboro di Jogja). Akhirnya aku memutuskan untuk  pulang ke hostel, nah aku enggak tau dong mau pulang pake apa, secara Khao San Road itu aksesnya susah kemana-mana, iseng-iseng deh buka gojek versi Thai yang logonya warna kuning, pertama biasa order. Dapatlah aku seorang driver, meskipun di Thai itu banyak motor tapi, gojeknya jarang, kenapa aku bilang gitu, soalnya mungkin karena layanan gojek masih baru juga di Thai. 

 Berhubung aku orang asing, bilang lah aku ke si abang gojek Thai ini kalau aku orang asing dan enggak bisa bahasa Thai, selang beberapa menit tidak ada jawaban dan orderpun di cancel tanpa sebab. Hmm Tarik napas, berhubung battery hpku tinggal 5% aku enggak punya pilihan lain selain jalan kaki karena aku sih liat di Google Maps enggak terlalu jauh haha bullshit sih itu. Pas aku jalan ketemu lah dengan seorang ibu lokal, nah aku tanya dong sama dia, kalau jalan ke Hua Lamphong itu jauh gak dari sini, untung si ibu bisa diajak ngomong bahasa inggris hehe, dan dia bilang jauuuh bgt. Kalau mau pake bus ada beberapa meter dari sini, dia bilang gak bisa jelasin lebih detail, jadi aku harus nanya langsung sama petugas bus disana. Okelah sawadikapp bu. aku pun jalan lagi berlaga orang-orang lokal disana haha eh pas jalan selang beberapa menit ketemulah tuktuk yang lagi ngetem di pinggir jalan. Tanpa basa basi aku tanya kalau ke hostel Yaowarat Road berapa, awalnya dia matok 120 baht terus aku bilang kemahalan, akhirnya setelah tawar menawar dengan alot, harga pun disepakati 100 baht. Swiing aku naik tuktuk dengan nyaman dijalanan Bangkok, seumur-umur aku belum pernah naik bajaj, jadi tuktutk sejenis bajaj ala Thai adalah pengalaman pertamaku wkwk.  































Saturday, June 22, 2019

Teruntuk kalian yang lelah menghadapi kehidupan yang itu-itu saja, mari kita sama-sama refleksi diri. Sudah sejauh mana usaha kita merubah kehidupan ke arah yang lebih baik


  Hai teman-teman, sudah lama sekali saya tidak menulis di blog ini, oh ya apa kabarnya? Baik-baik saja kan. Semoga kalian baik-baik saja dan selalu berada dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa, amiin J. Kali ini saya akan menulis tentang motivasi diri, entahlah saya sangat suka dengan hal-hal yang berkaitan dengan motivasi diri, karena saya percaya hal itu berkaitan erat dengan kehidupan kita sehari-hari. Tanpa berbasa-basi lagi yo kita mulai.

Dalam kehidupan modern masa kini yang semakin menggila, semua serba digital, instan dan mudah. Teknologi hampir bisa kita temui dalam setiap sendi kehidupan, setiap pojok kota, anak-anak kecil yang pintar dengan gawai yang mereka miliki. Hmm rasanya sulit menemukan ruang bagi kita untuk berhenti dan  bernapas sejenak, ditambah rutinitas setiap hari yang terkesan monoton dan itu-itu saja, mari kita sama-sama merefleksi diri sudah sejauh mana usaha kita merubah kehidupan ke arah yang lebih baik, demi tercapainya kebahagiaan yang haqiqi J
   
1. Ketika lelah, bosan, depresi apa yang pertama kali muncul di pikiran kita? Apakah Tuhan sang Pencipta? Atau justru status keluh-kesah yang harus segera di update agar orang seluruh belahan bumi tau bahwa kalian sedang sedih

berdzikir via Google.com

Selalu ingat bahwa diatas langit masih ada langit, masih ada orang yang jauh kurang beruntung dari kondisi kita saat ini, ada jutaan orang yang mungkin memiliki masalah lebih besar, namun mereka tetap tersenyum dan fokus menyelesaikan masalah tersebut alih-alih merundunginnya sepanjang waktu. 

2. Mungkin kita terlalu sibuk dengan dunia maya, 1 menit lalu buka instagram, lalu whatsapp, Line, baca-baca gosip artis, berita-berita sampah tidak penting, hoax, komen-komen cantik, Youtube-youtube viral, eh ujungnya drakor estafet L

sibuk dengan dunianya via dailytimes.com.pk

24 jam sehari, 8 jam tidur, 8 jam kerja, atau kuliah dan sisanya 8 jam lagi justru malah habis untuk hal-hal unfaedah yang tidak bermutu, akhirnya setelah 8 jam seharian itu sibuk terus dengan dunia maya, apa yang kita dapat? Jenuh? Jelas. Ingat selalu kawan bahwa sesuatu yang berlebihan itu tidak baik, dengan membaca gosip artis, apa untungnya untuk kita? Makin terkenal? Dapat duit? Tidak sama sekali. Dan lagi nonton youtube sampai berjam-jam, scrolling instagram, apa yang kita dapat? Nothing!!! Selain waktu yang terbuang, ditambah rasa iri hati di dalam diri karena melihat kehidupan orang lain yang terlihat indah, kaya dan nikmat. Eh ujung-ujungnya nyinyir komen atau bikin status galau, “Tuhan kenapa hidupku menderita”

3. Plan-plan-plan, review lagi, lagi dan lagi. Jangan putus rantai yang telah kita rencanakan sebelumnya, introspeksi terus apa yang kurang

fokus via authorcentrix.com

Hidup ini memang akan terus seperti ini, saya pernah baca sebuah quotes dari salah-seorang author Echkart Tolle bahwa kehidupan yang kita jalani, kondisinya akan selalu netral. Yang menentukan baik-buruknya hari itu akan berjalan adalah diri kita sendiri dan pikiran-pikirannya. Jadi mau pikiran apa yang akan kita jalani? Kalau sudah merencanakan sesuatu jangan putus rantai tersebut, terus review setiap hari apa yang kurang, apakah kita sudah berjalan sesuai arah? Atau kalau melenceng segera, segera perbaiki.

4. Pegang kendali hidup kita 100% dengan penuh kesadaran dan mulai hidup tanpa tapi.

merenung via i-pinmg.com

Jangan pernah mau di perbudak oleh apapun dalam kehidupan ini, termasuk menjadi budak smartphone, kita hidup dan bebas sebebas-bebasnya seperti burung di angkasa. Pegang kendali kehidupan ini secara sadar, kenapa saya katakan secara sadar? Coba kawan-kawan ingat-ingat lagi dalam 24 jam terakhir semua aktivitas yang kita lakukan sudahkah dengan kesadaran penuh? Makan tanpa ditemani HP? Menikmati makanan dengan penuh rasa syukur, mengapresiasi setiap gigitan rasa di lidah? Mengobrol dengan menatap lawan bicara tanpa jaim dan lagi-lagi tanpa HP ditangan? Mengucap syukur akan setiap detik kehidupan yang berjalan? Tersenyum dengan tulus? Feel every moment that you have J 

5. Jadilah kreatif penuh inspirasi, hidup tanpa drama dan galau



bebas via Google.com

Setiap ada suatu masalah yang menimpa kita, ingat selalu kata-kata ini “Pelajaran apa yang bisa saya petik dalam kejadian ini?” alih-alih berkomentar negatif, cobalah untuk selalu melihat dari sisi positif, sebelum update status, sebelum marah, sebelum drama kalian dimulai. Tarik diri kita sejenak, tarik napas lalu mulai katakan “Pelajaran apa yang bisa saya petik dalam kejadian ini?” sungguh kawan kata-kata ini benar-benar sukses membuat saya menjadi orang yang lebih tenang dalam menghadapi setiap permasalahan alih-alih berfikir negatif dsb.


Akhirnya, semoga artikel ini membantu terutama bagi saya pribadi, seorang pembelajar sejati yang tidak ingin menyerah dengan keadaan. Mari kita sama-sama membuat hidup kita lebih bermakna kepada diri sendiri, orang lain dan Tuhan Yang Maha Segalanya J











Tuesday, January 29, 2019

#1 Memoar Kisah



Hujan di Penghujung Tahun

Karya M Edil Mutakin

heavy rain via https://www.newstalkzb.co.nz

Rintikkannya sendu dan syahdu, ditengah derasnya hujan kemarin
Membawa sejuta elegi memoar dalam ingatan
Tatapanya kosong dan hampa
Karena waktu dengan kejam menggilas
Rintikan-rintikkan juga dedaunan basah

Bahkan ketika kemuning daun-daun berhamburan
Rasa itu tidak pernah hilang, terus melayang bersama angin
Aku ingin menggapai langit dalam ingatan
Aku ingin tidur terlelap bersama sabit malam
Juga, lampu-lampu langit bermandikan bintang

Dimanakah masaku akan tiba?
Sambil menghitung bulan ke dua belas yang semakin dekat
Membangkitkan memoar lagi...
Derasnya semakin menjadi, nada lagu berkumandang
Ditengah dinginnya malam ini

Harapan tak kunjung datang mengabarkan alkisah,
Renunganku menuntun jalan gamang
Dua pilihan, menydudutkan pandangan
Haruskah ku teruskan jalan ini?
Atau menutupnya seperti hujan yang lalu?


ARAH


Karya M Edil Mutakin

Dentangan kisah menguar, membara
Satire kelambu bermain arah
Mengarak bersama jiwa-jiwa
Psttt... hilang di Ngarai sauh

Membidik domba dalam ilalang
Namun bidikku hampa, apa iya?
Jengah rasanya
Ah, hanya sembalun sunyi pikirku

Biar, biarkan saja aku!!
Mengais sepucuk surat dari petuah ilahi
Akan hujatan fatamorgana
Atau malaikat penulis iman

Satu berlalu, musim menguning
Mengumbar janji-janji palsu
Dalam gemulai pena
Sembari terbuai sengkarut sesal
Yang tak pernah usai